Budaya atau kebudayaan
berasal dari bahasa Sansekerta yaitu buddhayah, yang merupakan bentuk jamak
dari buddhi (budi atau akal) diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan dengan
budi dan akal manusia. Dalam bahasa inggris, kebudayaan disebut culture, yang
berasal dari kata latin Colere, yaitu mengolah atau mengerjakan sebagai
"kultur" dalam bahasa Indonesia. Definisi Budaya adalah suatu cara hidup
yang berkembang dan dimiliki bersama oleh sebuah kelompok orang dan diwariskan
dari generasi ke generasi. Budaya tebentuk dari banyak unsur yang rumit,
termasuk sistem agama dan politik, adat istiadat, bahasa, pakaian, dan karya
seni. Bahasa, sebagaimana juga budaya, merupakan bagian tak terpisahkan dari
diri manusia sehingga banyak orang cenderung menganggapnya diwariskan secara
genetis. Ketika seseorang berusaha berkomunikasi dengan orang-orang yang berbeda
budaya dan menyesuaikan perbedaan-perbedaannya, membuktikan bahwa budaya itu dipelajari.
Budaya juga dapat diartikan sebagai suatu pola hidup menyeluruh, budaya bersifat
kompleks, abstrak, dan luas. Banyak aspek budaya turut menentukan prilaku komunikatif.
Unsur-unsur sosio-budaya ini tersebar dan meliputi banyak kegiatan sosial
manusia. Dengan demikian, budayalah yang menyediakan suatu kerangka yang
koheren untuk mengorganisasikan aktivitas seseorang dan memungkinkannya
meramalkan perilaku orang lain. Kebudayaan Indonesia bisa diartikan seluruh
ciri khas suatu daerah yang ada sebelum terbentuknya nasional indonesia, yang
termasuk kebudayaan Indonesia itu adalah seluruh kebudayaan lokal dari seluruh
ragam suku-suku di Indonesia.
Kerajinan batik ini di
Indonesia telah dikenal sejak zaman Majapahit dan terus berkembang hingga
kerajaan berikutnya. Meluasnya
kesenian batik menjadimilik rakyat Indonesia dan
khususnya suku Jawa ialah setelah akhir abad XVIII atau awal abad XIX. Batik
yang dihasilkan ialah batik tulis sampai awal abad XX dan batik cap dikenal baru
setelah usai Perang Dunia I atau sekitar 1920. Kini batik sudah menjadi bagian
pakaian tradisional Indonesia. Batik adalah
salah satu cara
pembuatan bahan kain.
Selain itu batik
bisa mengacu pada
dua hal. Yang
pertama adalah teknik
pewarnaan kain dengan menggunakan malam,
teknik ini adalah
salah satu bentuk
seni kuno yang berguna untuk
mencegah pewarnaan sebagian
dari kain. Dalam
literature Internasional, teknik
ini dikenal sebagai
wax-resist dyeing. Pengertian
kedua adalah kain
atau busana yang
dibuat dengan teknik
tersebut, termasuk penggunaan motif-motif
tertentu yang memiliki
kekhasan. Batik Indonesia,sebagai keseluruhan teknik,
teknologi, serta pengembangan motif dan
budaya yang terkait.
Batik juga
termasuk jenis kerajinan
yang memiliki nilai
seni tinggi dan
telah menjadi bagian
dari budaya Indonesia
(khususnya Jawa) sejak
lama. Perempuan-perempuan Jawa di
masa lampau menjadikan keterampilan mereka dalam membatik
sebagai mata pencaharian,
sehingga di masa
lalu pekerjaan membatik adalah
pekerjaan eksklusif bagi
kaum perempuan. Semenjak
industrialisasi dan
globalisasi, yang memperkenalkan teknik
otomatisasi, batik jenis baru
muncul, dikenal sebagai
"Batik Cap dan
Batik Cetak", yang memungkinkan masuknya
laki-laki ke dalam
bidang ini. Pengecualian
bagi fenomena ini, yaitu batik
pesisir yang memiliki garis maskulin seperti yang bisa dilihat pada
corak "Mega Mendung", dimana
di beberapa daerah
pesisir pekerjaan membatik adalah
lazim bagi kaum lelaki. Sementara batik tradisional yang diproduksi dengan
teknik tulisan tangan menggunakan canting dan malam disebut batik tulis. Tradisi membatik
pada mulanya merupakan
tradisi yang turun
temurun, sehingga kadang
kala suatu motif
dapat dikenal berasal
dari batik keluarga tertentu. Beberapa
motif batik dapat
menunjukkan status seseorang.
Bahkan
sampai saat
ini, beberapa motif
batik tradisonal hanya
dipakai oleh keluarga keraton Yogyakarta dan
Surakarta.
Sejarah batik
yang tepat tidak
dapat dipastikan tetapi
artifak batik berusia lebih 2000
tahun pernah ditemui.
Dari manapun asalnya,
hasil seni ini
telah menjadi warisan peradaban
dunia. Jenis corak batik tradisional tergolong amat banyak, namun corak dan
variasinya sesuai dengan filosofi dan budaya masing-masing daerah
yang amat beragam.
Khas budaya Bangsa
Indonesia yang demikian kaya
telah mendorong lahirnya
berbagai corak dan
jenis batik tradisional dengan ciri
kekhususannya sendiri. Pemakaian batik
dalam busana tradisi
mempunyai sejarah yang
lama berlangsung dari
zaman awal tamadun
Melayu. Dipakai oleh
semua golongan, dari raja ke bangsawan
sampai rakyat jelata, batik menzahirkan dirinya sebagai seni asli
yang praktikal dan
popular. Dalam tradisi
penulisan kain cindai misalnya disebut
dalam banyak hikayat-hikayat silam.
Batik menjadi hadiah perpisahan dan perlambangan
cinta dalam hikayat Malim Demam dan dijadikan tanda penganugerahan derajat
dalam Hikayat Hang Tua.
Sejarah pembatikan
di Indonesia berkaitan
dengan perkembangan kerajaan majapahit dan kerajaan sesudahnya. Dalam beberapa catatan, pengembangan batik banyak
dilakukan pada masa-masa
kerajaan Mataram, kemudian
pada masa kerajaan Solo dan
Yogyakarta. Kesenian batik
merupakan kesenian gambar
di atas kain
untuk pakaian yang menjadi salah
satu kebudayaan keluarga
raja-raja Indonesia zaman
dahulu. Awalnya batik dikerjakan
hanya terbatas dalam kraton saja dan hasilnya untuk pakaian raja
dan keluarga serta
para pengikutnya. Oleh
karena banyak dari pengikut raja yang tinggal
di luar kraton, maka kesenian batik ini dibawah oleh mereka keluar kraton dan
dikerjakan ditempatnya masing-masing. Dalam perkembangannya lambat
laun kesenian batik
ini ditiru oleh
rakyat terdekat dan selanjutnya
meluas menjadi pekerjaan kaum wanita dalam rumah tangganya untuk
mengisi waktu senggang.
Selanjutnya, batik yang
tadinya hanya pakaian
keluarga istana, kemudian
menjadi pakaian rakyat
yang digemari, baik wanita maupun
pria. Bahan kain putih yang dipergunakan waktu itu adalah hasil tenunan
sendiri. Sedangkan bahan-bahan pewarna yang dipakai terdiri dari
tumbu-tumbuhan asli Indonesia
yang dibuat sendiri
antara lain : pohon mengkudu,
soga, nila, dan
bahan sodanya dibuat
dari soda abu,
serta garamnya dibuat dari tanah
lumpur. Jadi kerajinan batik di
Indonesia telah dikenal sejak zaman kerajaan Majapahit dan terus
berkembang hingga kerajaan
berikutnya. Adapun mulai
meluasnya
kesenian batik
ini menjadi milik
rakyat Indonesia dan
khususnya suku Jawa ialah setelah akhir abad
ke-XVIII atau awal abad ke-XIX. Batik yang dihasilkan ialah semuanya batik tulis
sampai awal abad ke-XX dan batik cap dikenal baru setelah usai
perang dunia kesatu
atau sekitar tahun
1920. Kini batik
sudah menjadi bagian pakaian tradisional
Indonesia.
- Ragam corak dan warna Batik dipengaruhi oleh berbagai pengaruh asing. Awalnya, batik memiliki ragam corak dan warna yang terbatas, dan beberapa corak hanya boleh di pakai oleh kalangan tertentu. Namun batik pesisir menyerap berbagai pengaruh luar, seperti para pedagang asing dan juga para penjajah. Warna-warna cerah seperti merah dipopulerkan oleh Tionghoa, yang juga mempopulerkan corak phoenix. Batik tradisional tetap mempertahankan coraknya, dan masih dipakai dalam upacara-upacara adat, karena biasanya masing-masing corak memiliki perlambangan masing-masing. Adapun jenis-jenis Batik Berdasarkan Corak / Motifnya yang ada di Indonesia sampai saat ini adalah sebagai berikut : Batik Pekalongan Pasang surut perkembangan batik Pekalongan, memperlihatkan pekalongan layak menjadi ikon bagi perkembangan batik di Nusantar. Ikon bagi karya seni yang tak pernah menyerah dengan perkembangan zaman dan selalu dinamis. Kini batik sudah menjadi nafas kehidupan sehari-hari warga Pekalongan dan merupakan salah satu produk unggulan. Hal ini disebabkan oleh banyaknya industri yang menghasilakan produk batik. Karena terkenal dengan produk batiknya, Pekalongan dikenal sebagai Kota Batik. Julukan itu datang dari suatu tradisi yang cukup lama berakar di Pekalongan. Selama periode yang panjang itulah, aneka sifat, ragam kegunaan, jenis rancangan, serta mutu batik ditentukan oleh iklim dan keberadaan serat-serat setempat, faktor sejarah perdagangan dan kesiapan masyarakatnya dalam menerima paham serta pemikiran baru. Batik Pekalongan termasuk batik pesisir yang paling kaya akan warna. Sebagaimana ciri khas batik pesisir, ragam hiasnya biasanya bersifat naturalis. Jika dibandingkan dengan batik pesisir lainnya Batik Pekalongan ini sangat dipengaruhi pendatang keturunan China dan Belanda. Motif Batik Pekalongan sangant bebas, dan menarik, meskipun sering kali dimodifikasi dengan variasi warna yang atraktif. Tak jarang pada sehelai kain batik dijumpai hingga 8 warna yang berani, dan kombinasi yang dinamis. Keistimewaan Batik Pekalongan adalah, para pembatiknya selalu mengikuti perkembangan zaman. Misalnya pada waktu penjajahan jepang, maka lahir batik dengan nama " Batik Jawa Hokokai" yaitu batik dengan motif dan warna yang mirip kimono Jepang. Pada tahun enam puluhan juga diciptakan batik dengan nama "Tritura". Bahkan pada tahun 2005, sesaat setelah presiden SBY diangkat muncul batik dengan motif "SBY" yaitu motif batik yang mirip dengan kain tenun ikat dan songket. Warga Pekalongan tidak perna kehabisan ide untuk membuat kreasi motif batik.
- Batik Mega MendungHampir di seluruh wilayah Jawa memiliki kekayaan budaya batik yang khas. tentu saja ada daerah-daerah yang lebih menonjol seperti Solo, Yogya, dan Pekalongan. tetapi kekayaan seni batik daerah Cirebon juga tidak kalah disbanding kota-kota lainnya. Menurut sejarahnya, di daerah cirebon terdapat pelabuhan yang ramai disinggahi berbagai pendatang dari dalam maupun luar negri. Salah satu pendatang yang cukup berpengaruh adalah pendatang dari Cina yang membawa kepercayaan dan seni dari negerinya. Dalam Sejarah diterangkan bahwa Sunan Gunung Jati yang mengembangkan ajaran Islam di daerah Cirebon menikah dengan seorang putri Cina Bernama Ong TIe. Istri beliau ini sangat menaruh perhatian pada bidang seni, khususnya keramik. Motif-motif pada keramik yang dibawa dari negeri cina ini akhirnya mempengaruhi motif-motif batik hingga terjadi perpaduan antara kebudayaan Cirebon-Cina. Salah satu motif yang paling terkenal dari daerah Cirebon adalah batik Mega Mendung atau Awan-awanan. Pada motif ini dapat dilihat baik dalam bentuk maupun warnanya bergaya selera cina. Motif Mega Mendung melambangkan pembawa hujan yang di nanti-natikan sebagai pembawa kesuburan, dan pemberi kehidupan. Motif ini didominasi dengan warna biru, mulai biru muda hingga biru tua. Warna biru tua menggambarkan awan gelap yang mengandung air hujan, pemberi kehidupan, sedangkan warna biru muda melambangkan semakin cerahnya kehidupan.
- Batik motif TruntunBoleh dibilang motif Truntum merupakan simbol dari cinta yang bersemi kembali. Menurut kisahnya, motif ini diciptakan oleh seorang Ratu Keraton Yogyakarta. Sang Ratu yang selama ini dicintai dan dimanja oleh Raja, merasa dilupakan oleh Raja yang telah mempunyai kekasih baru. Untuk mengisi waktu dan menghilangkan kesedihan, Ratu pun mulai membatik. Secara tidak sadar ratu membuat motif berbentuk bintang-bintang di langit yang kelam, yang selama ini menemaninya dalam kesendirian. Ketekunan Ratu dalam membatik menarik perhatian Raja yang kemudian mulai mendekati Ratu untuk melihat pembatikannya. Sejak itu Raja selalu memantau perkembangan pembatikan Sang Ratu, sedikit demi sedikit kasih sayang Raja terhadap Ratu tumbuh kembali. Berkat motif ini cinta raja bersemi kembali atau tum-tum kembali, sehingga motif ini diberi nama Truntum, sebagai lambang cinta Raja yang bersemi kembali.
- Batik JlamprangMotif - motif Jlamprang atau di Yogyakarta dengan nama Nitik adalah salah satu batik yang cukup popular diproduksi di daerah Krapyak Pekalongan. Batik ini merupakan pengembangan dari motif kain Potola dari India yang berbentuk geometris kadang berbentuk bintang atau mata angin dan menggunakan ranting yang ujungnya berbentuk segi empat. Batik Jlamprang ini diabadikan menjadi salah satu jalan di Pekalongan.
- Batik PegantinSetiap motif pada batik tradisional klasik selalu memiliki filosofi tersendiri. Pada motif Batik, Khususnya dari daerah jawa tengah, terutama Solo dan Yogya, setiap gambar memiliki makna. Hal ini ada hubungannya dengan arti atau makna filosofis dalam kebudayaan Hindu-Jawa. Pada motif tertentu ada yang dianggap sakral dan hanya dapat dipakai pada kesempatan atau peristiwa tertentu, diantaranya pada upacara perkawinan. Motif Sido-Mukti biasanya dipakai oleh pengantin pria dan wanita pada acara perkawinan, dinamakan juga sebagai Sawitan (sepasang). Sido berarti terus menerus atau menjadi dan mukti berarti hidup dalam berkecukupan dan kebahagiaan. jadi dapat disimpulkan motif ini melambangka harapan akan masa depan yang baik, penuh kebahagiaan unuk kedua mempelai. Selain Sido Mukti terdapat pula motif Sido Asih yang maknanya hidup dalam kasih sayang. Masih ada lagi motif Sido Mulyo yang berarti hidup dalam kemuliana dan Sido Luhur yang berarti dalam hidup selalu berbudi luhur. Ada pula motif yang bukan sawitan kembar, tetapi biasanya dipakai pasangan pengantin yaiu motif Ratu Ratih berpasangan dengan Semen Rama, yang melambangkan kesetiaan seorang istri kepada suaminya. Sebenarnya masih banyak lagi motif yang biasa dipakai pasangan pengantin, semuanya diciptakan dengan melambangkan harapan, pesan, niat dan itikad baik kepada pasangan pengantin. Pada Upacara Perkawinan Orang tua pengantin biasanya memakai motif Truntum yang dapat pula berarti menuntun, yang maknanya menuntun kedua mempelai dalam memasuki liku-liku kehidupan baru yaitu berumah tangga. Dikenal juga motif Sido Wirasat, wirasat berarti nasehat, dan pada motif ini selalu terdapat kombinasi motif truntum di dalamnya, yang melambangkan orangtua akan selalu memberi nasehat dan menuntun kedua mempelai dalam memasuki kehidupan berumahtangga.
- Batik Tiga NegeriKerumitan membuat sepotong batik tulis ternyata masih belum cukup jika kita tahu sejarah motif Batik Ttiga Negeri. Motif Batik Tiga Negeri merupakan gabungan batik khas Lasem, Pekalongan dan Solo, pada jaman kolonial wilayah memiliki otonomi sendiri dan disebut negeri. Mungkin kalau hanya perpaduan motifnya yang khas masing-masing daerah masih wajar dan biasa, tetapi yang membuat batik ini memiliki nilai seni tinggi adalah prosesnya. Konon menurut para pembatik, air disetiap daerah memiliki pengaruh besar terhadap pewarnaan, dan ini masuk akal karena kandungan mineral air tanah berbeda menurut letak geografisnya. Maka dibuatlah batik ini di masing-masing daerah. Pertama, kain batik ini dibuat di Lasem dengan warna merah yang khas, seperti merah darah, setelah itu kain batik tersebut dibawa ke Pekalongan dan dibatik dengan warna biru, dan terakhir kain diwarna coklat sogan yang khas di kota Solo. Mengingat sarana transportasi pada zaman itu tidak sebaik sekarang, maka kain Batik Tiga Negeri ini dapat dikatakan sebagai salah satu masterpiece batik.
Sumber Pustaka :
Mulyana D, Jalaluddin R. 2006. Komunikasi Antarbudaya:Panduan
Berkomunikasi dengan
Orang-Orang Berbeda Budaya. Bandung: Remaja
Rosdakarya.
Wilson, Edward O. 1998. Consilience: The Unity of Knowledge. Vintage: New
York.